Jumat, 28 Mei 2010

MENGGAPAI indahnya MATAHARI di BROMO - PANANJAKAN



sabtu, 22 Mei 2010

Semburat sinar mentari yang luar biasa indah muncul perlahan di ufuk timur. Ratusan wisatawan dalam dan luar negeri duduk tak bergeming, memandang takjub pesona terbitnya sang surya itu.

Dinginnya udara yang menusuk tulang menambah khidmat suasana pagi buta. Keindahan sunrise di puncak Bromo memang sudah sangat terkenal, dan menawarkan memori yang tak bisa tergantikan di lain tempat.

Bau belerang menyengat yang memenuhi rongga hidung tak kuasa mengusir orang untuk menikmati indahnya mentari pagi di puncak Bromo. Apalagi pemandangan kawah Bromo dengan kepulan asap yang tak kunjung usai memang sangat menakjubkan.

Pemandangan yang khas membuat Bromo layak menjadi tujuan wisata. Tempat wisata alam ini terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di timur kota Malang, Jawa Timur. Pengunjungnya bukan hanya wisatawan lokal, banyak juga dari luar negeri.

Suhu dingin yang menebar di kawasan wisata alam ini bisa mencapai 10 derajat bahkan sampai 0 derajat Celsius saat menjelang pagi. Untuk itu persiapkan pakaian dingin, topi "kupluk" atau balacava, sarung tangan, kaos kaki, syal untuk mengatasinya. Tapi, bila tidak membawa banyak penjaja keliling yang menawarkan dagangan berupa topi, sarung tangan, atau syal.



Melihat Matahari Terbit Bromo dari Pananjakan















Seperti yang sudah - sudah, touring merupakan kegiatan yang menyenangkan. Apalagi bersepeda motor ramai - ramai bersama temen - temen yang mengasyikkan. Kali ini tujuan kita adalah pengin liat sunrise di Pananjakan.

Setelah berjam - jam bersepeda dari Surabaya, dengan penuh tantangan dan halangan dan rintangan yang datang silih berganti, akhirnya kita tiba juga di puncak Pananjakan.




Dikawasan Pananjakan ini kita biasa mengunjunginya sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari(sunrise). Untuk melihatnya, harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang berat.

Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi. Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar.Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung.

Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu terbitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat. Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment ini.

Namun jangan kecewa kadangkala tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari tidak terlihat secara jelas. Sebaliknya saat langit cerah, dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.












Kawah dan Lautan Pasir Bromo

Selesai menyaksikan matahari terbit, jangan bergegas pulang. Turuni dulu Gunung Pananjakan dan menuju Gunung Bromo. Sinar matahari yang terang diiringi hembusan angin dingin menjadi teman saat melewati lautan pasir yang luasnya mencapai 10 km². Daerah yang gersang dipenuhi pasir dan hanya ditumbuhi sedikit rerumputan kering.

Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, tidak dapat menggunakan kendaraan. Ada sarana transportasi, menyewa kuda dengan harga Rp 70.000,-. Jika tidak berminat bisa berjalan kaki, tapi perlu diingat dengan jalan kaki bukanlah hal mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang berterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.

Sampai pada titik batas, harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo yang tingginya 2.392 m dari permukaan laut, dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap. Sapukan pandangan kebawah, akan terlihat lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Benar-benar pemandangan yang sangat langka dan luar biasa yang dapat kita nikmati



Tidak ada komentar: