Kamis, 27 Agustus 2009
DITEPI SURAU ITU ......
Ditepi surau itu
Aku sandarkan kepala ini
………………………
Masih seperti yang dulu…
Bedug tua
Al-Quran tertata rapi
Dan tikar usang yang menghantar
Ahhhh………………kuhembuskan nafas ini
Kutatap langit – langit surau
Masih lawas tanpa tersentuh modernisasi
Kulayangkan pandanganku kepenjuru halaman surau yang luas ini
Pohon mangga yang masih kokoh berdiri
Sumur tua yang masih berair jernih
Dan rumput yang rapi masih menghijau di tetesi embun
Ehmmmm……bau segar tanah basah yang terkena gerimis tadi malam
Masih tercium sampai ke ubun –ubun ini
Sekilas tampak burung kecil yang mulai berkicau menyambut pagi
Mentari yang hangat menyembul di antara dahan dan ranting pohon mangga yang rimbun
Celoteh ibu – ibu di sekitar sumur tua
Riuh ria candanya anak – anak yang berkerumun antri mandi di sumur
Dan bapak – bapak yang duduk santai sambil menghirup dalam - dalam cerutunya
Ahhhh……………masih alami
Masih polos tak ternoda …………………
Masih lugu tak berdosa …………………..
Seakan tak pernah kompromi dengan waktu yang telah mengubah hidup dunia
Seakan tak pernah ikut dalam riuh riaknya kehidupan kota
Seakan tak pernah mau tahu kehidupan dunia yang sedang semrawut
Ditepi surau ini
Aku hembuskan nafas damai
Nafas ketentraman
Dan nafas kehidupan cinta yang tulus
Hanya ditepi surau ini yang tahu
Betapa hati ini telah berubah
Meski badan tetap sama
Hanya ditepi surau ini yang tahu
Saat embun mata ini jatuh
Merasakan segala gundah yang ada dihati
Merasakan noda yang bersemayam dalam dada
Dan merasakan resah berlumpur dosa yang selalu menggelora dalam rasa
Ah……hanya ditepi surau ini
Bagai saksi bisu
Atas ungkapan hati yang berlumur dosa
…………………
………………
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar