![]() |
Air Terjun Nglirip by : nongklek aza |
Tuban, minggu 16 Des'12
nongklek aza with gembrot (ricky prasetya), cukan (wahyu), and anggra
Dinginnya malam yang
mencekam tak menyurutkan aku untuk berkelana ke kota Tuban. Aku bersama temen2
ku, Gembrot, Cukan ma Anggra emang berencana luar kota dini hari itu. Seperti
biasa kami berempat mengendarai motor berboncengan. Malam yang larut mengiringi kami menyusuri jalan-jalan yang
makin sepi. Setelah sekian lama perjalanan yang kami tempuh, rasa ngantuk dan
penat mengisyaratkan kami untuk break sebentar. Seperti biasa, sebelum
melanjutkan perjalanan, kami sarapan dan ngopi dulu di warung tenda. Kali ini
kami memilih ngopi di pasar Agrobis Semando Babat Lamongan.
Pasar Agrobis Babat
Lamongan merupakan pasar dengan sistem perdagangan tradisional namun dengan
fasilitas yang modern ini bertujuan untuk menyediakan fasilitas sarana prasarana
perdaganagn yang lebih modern, bersih, aman dan nyaman. Fasilitas yang modern
ini juga diharapkan dapat mengembangkan eksistensi pedagang tradisional di
tengah serbuan sarana perdagangan modern dan ritel modern. Pasar Agrobis
Semando Babat yang berdiri di atas lahan hampir 40 ribu meter persegi ini
berlokasi tepat di tepi jalan nasional Babat-Surabaya. Kota Babat sendiri
berada di persimpangan jalan lalu lintas ekonomi Surabaya-Semarang-Jakarta
kemudian Kabupaten Tuban, Jombang dan Bojonegoro. Lahan pasar tersebut sekitar
22 ribu meter persegi diantaranya diperuntukkan fasilitas umum seperti masjid,
MCK, jalan, lahan parkir dan terminal darurat. Sementara sisanya untuk
pembangunan 989 unit stand. Pasar in juga dilengkapi dengan pujasera yang direncanakan
akan dilengkapi fasilitas pemancingan.
Setelah selesai ngopi,
kami pun melanjutkan perjalanan ke kota Tuban. Setelah berpenat ria di atas
motor, ditambah dengan panas matahari, akhirnya sampai juga kita di tempat yang
membuat aku penasaran, yupzht….. air Terjun Nglirip. Sebelum kita kelokasi,
kita udah di jejali cerita dari warga setempat mengenai kejadian kemarin yang
nyaris menewaskan dua anak muda yang lagi pacaran di sekitar lokasi. Kami pun semakin penasaran akan air terjun nglirip
tersebut.
![]() |
Air Terjun Nglirip by : nongklek aza |
![]() |
Air Terjun Nglirip by : nongklek aza |
![]() |
Air Terjun Nglirip by : nongklek aza |
![]() |
Air Terjun Nglirip by : nongklek aza |
Setelah parkir sepeda,
kamipun menuruni jalan untuk menuju kesana. Sebagai informasi, tiket untuk
masuk ke lokasi hanya Rp. 2.000,- per orang. Hemmm…. Murah banget ….
Air terjun Nglirip Terletak
di Dusun Jojogan, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban,
Propinsi Jawa Timur. Air Terjun Nglirip sebenarnya bukan air terjun alami. Air
terjun Nglirip tersebut merupakan aliran dari waduk / DAM yang berfungsi
sebagai pengairan sawah warga. Waduk tersebut pembuangan nya menuju ke jurang /
lembah terjal yang penuh dengan batu cadas. Dari sinilah air terjun nglirip itu
terbentuk. Sebenarnya sih tempatnya biasa aja, cuman yang bikin kita ngeri
adalah tempat nya yang terlalu curam. Apalagi untuk mencapai ke air terjun
tersebut, kita harus menyusuri jalan setapak yang curam dan licin yang hanya
dengan bantuan pohon bamboo yang di pake sebagai pegangan agar kita tidak
terjatuh ke jurang. Dan yang paling bikin kita penasaran adalah bahwa di dasar
air terjun nglirip tersebut terdapat kerajaan ghaib. Kita gag ngerti benar atau
salah, yang jelas begitulah kata mbak yang jaga parkir.
![]() |
Air Terjun Nglirip by : nongklek aza |
![]() |
Air Terjun Nglirip by : nongklek aza |
![]() |
Air Terjun Nglirip by : nongklek aza |
![]() |
Air Terjun Nglirip by : nongklek aza |
Sayang sekali, sebelum
kita hunting foto, eeehhh…..ternyata udah keduluan ujan lebat. Terpaksa kita
gag bisa kemana-mana dan hanya berteduh di warung kopi sebelah. Sambil kita
ngopi dan berseda gurau untuk mengurangi rasa kesal karena gag bisa berfoto ria
(heeemmm….sayang banget boz!!!)
Setelah agak redahan
ujan nya, kita berinisiatif untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Surabaya.
Sebelum ke tempat parkir, aku sholat dhuhur dulu. Ternyata selain air terjun
nglirip yang angker itu, musholah tempat aku sholat juga terkesan angker . mau
tau kenapa? Karena musholah tersebut berada di antara kuburan dan pohon-pohon
yang besar-besar dan berada di atas dataran tinggi alias berada di atas
perbukitan. Jadi kita ke musholah kudu menanjaki tangga perbukitan tersebut.
Dan ternyata pemakaman tersebut merupakan petilasan/pesarehan dari salah satu
sesepuh yang masih ada hubungannya dengan wali. Ini pun taunya dari mbah sepuh
yang aku kenal pas sholat tadi. Biasanya pesarehan ini banyak di kunjungi para
peziarah dari berbagai sudut kota untuk minta berkah (duh…..lagi-lagi salah
kaprah nie orang-orang)
Perjalanan kita
lanjutkan. Kali ini kita pulang lewat jalur pantura. Karena aku yakin bahwa
jalur tersebut sangat indah viewnya. Belum jauh kita berkendara, kita udah
disuguhin dengan pemandangan alam yang eksotis banget. Dan kali ini aku harus
bilang “WOW” karena jalan desa yang kita lewati, meski agak sempit, tapi
mengagumkan sekali. Subhanallah…. Itu lah kata pertama yang terucap. Jalan desa
itu sisi kanan dan kirinya diapit oleh gunung batu yang cadas, terjal dan penuh
dengan goa-goa. Hem…. Seakan-akan kita berada di luar negeri sono
(xixixixiiii….kayak di tipi-tipi, bener…sumpah deh…!!!)
Belum sempet ilang
kekaguman ku akan pesona desa tadi, kita udah di jejali pemandangan alam yang
luar biasa segarnya. Sepanjang kita memandang ke kanan dank e kiri jalan, yang
ada hanyalah hamparan tanaman padi yang hijau yang di latar belakangi
pegunungan kapur yang terjal. Subhanallah….. begitu yang hanya bisa kau
ucapkan. Tapi saying, aku gag ngerti nama desa tadi, yang pasti masih di
wilayah Tuban lah.
Setelah kita disuguhi
hamparan permadani alam yang menghijau, kita kembali disuguhi pemandangan alam
yang lain. Kali ini kita di manjakan dengan hamparan tanah merah yang
terbentang luas, dengan di hiasi batu-batu besar yang tertanam setengah badan
di dalam tanah. Apalagi jalan yang kita telusuri mulai menurun. Jadi dari jauh
kita bisa melihat hamparan tanah merah yang seolah-olah darah dari bumi.
Hemmmm…..is amazing. Sebagai catatan, yang ini kayae aku tau nama desanya,
Tuban Merakurak. Yupzht….. semasa aku kecil pernah diajak ke sini ma family ku.
![]() |
Pantai Pantura by : nongklek aza |
![]() |
Pantai Pantura by : nongklek aza |
![]() |
Pantai Pantura by : nongklek aza |
![]() |
Narsis bentar di Pantai Pantura by : nongklek aza |
![]() |
Wisata kuliner di Pantai Pantura by : nongklek aza |
Setelah berjam-jam
kita menaiki kuda besi, akhirnya sampai juga di Tuban kota. Sambil kita mengisi
perut kita yang mulai laper, kita sempat-sempatin mampir di Klenteng Kwan Sing
Bio dan berhunting ria di batas laut jalur pantura. Setelah kita makan dan
bermain-main di pantai serta berhunting ria, kita langsung ngacir masuk ke
klenteng Kwan Sing Bio.
![]() |
Klenteng Kwan Sing
Bio
by : nongklek aza |
![]() |
Klenteng Kwan Sing
Bio
by : nongklek aza |
Klenteng Kwan Sing Bio
adalah tempat ibadah Tri Darma yang paling banyak dikunjungi olah para
wisatawan, baik dari dalam dan luar kota Tuban, seperti Surabaya dan Semarang,
atau bahkan pengunjung dari Singapura, Malaysia dan China. Memiliki kepiting
besar di atas pintu gerbang dan lokasinya yang tak biasa, menantang laut utara,
membuat Klenteng Kwan Sing Bio atau Klenteng Kepiting terlihat kuat. Kemegahan
bangunannya ini menjadi daya tarik wisatawan.
Klenteng Kwan Sing Bio terletak di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Klenteng
ini sering disebut dengan nama Klenteng Kepiting. Hal ini dikarenakan mempunyai
patung kepiting besar yang berada di atas pintu gerbangnya. Klenteng Kwan Sing
Bio ini merupakan satu-satunya klenteng di Indonesia yang menghadap ke laut.
Keberadaannya yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa kelenteng ini
kuat. Bahkan, banyak yang mengatakan tempat ibadah ini keramat maka jangan
heran bila bangunan ini banyak menarik perhatian orang khususnya yang beragama
Tionghoa.
![]() |
Salah satu patung Dewa di Klenteng Kwan Sing Bio by : nongklek aza |
![]() |
Narsis dulu di Klenteng Kwan Sing Bio |
![]() |
Narsis dulu di Klenteng Kwan Sing Bio
by : gembrot |
![]() |
Narsis dulu di Klenteng Kwan Sing Bio by : gembrot |
Narsis dulu di Klenteng Kwan Sing Bio |
waduh....!!!! ada gembrot motret nie..... |
![]() |
Narsis dulu di Klenteng Kwan Sing Bio by : gembrot |
![]() |
Lampion di Klenteng Kwan Sing Bio by : nongklek aza |
![]() |
Lampion di Klenteng Kwan Sing Bio by : nongklek aza |
Setelah puas berfoto
ria di dalam klenteng, serta menyempatkan diri untuk mandi, kita sepakat
melanjutkan perjalanan pulang ke kota Surabaya tercinta. Setelah kurang lebih 3
jam perjalanan, kita disuguhi aroma udara yang berbeda. Hemmm….ternyata
atmosfir kota Surabaya memang berbeda sekali dengan desa yang baru kita
kunjungi. Yah….tak terasa udah nyampe di rumah dech……